Sabtu, 15 November 2014

Ukiran kisah "Dari Kekuatan Menuju Kemauan"


 Ketika seorang kakek membawa cucunya yang masih kecil berjalan-jalan di hutan kecil di dekat pertaniannya, bocah kecil tersebut melihat kepompong di sebuah dahan kecil. Ia bertanya kepada kakeknya mengenai benda itu. Sang kakek menjawab, “Itu adalah kepompong, rumah bagi seekor ulat bulu yang akan bertumbuh menjadi seekor kupu-kupu. Kupu-kupu itu akan segera meninggalkannya dan terbang menjauh.”

Kemudian pada hari itu juga, si bocah kembali, mematahkan dahan yang memuat kepompong tersebut, dan membawa kepompong itu ke kamarnya di rumah pertanian sang kakek. Ia merasa kasihan pada kupu-kupu yang terjebak didalamnya dan hendak menolongnya. Maka, kemudian ia mengambil sebuah pisau dan membuka kepompong tersebut untuk membebaskan kupu-kupu yang ada di dalamnya.

Tentu saja ia merasa kecewa dengan hasilnya. Bocah tersebut menjelaskan apa yang terjadi kepada kakeknya, dan kakeknya menjawab, “Kakek lupa memberitahumu satu hal penting ketika kita melihat kepompong itu. Kepompong memberikan tempat yang aman sewaktu kupu-kupu bertumbuh menjadi lebih kuat.”

“Ketika sudah cukup kuat dan siap pergi, kupu-kupu itu akan berjuang untuk keluar. Kupu-kupu yang baru akan menjadi semakin kuat ketika ia mendorong dan berjuang. Pada saat ia berhasil menerobos keluar, kupu-kupu itu memiliki kemampuan untuk terbang. Maksudmu memang ingin menolong, tapi kamu tidak mengerti bahwa kupu-kupu harus berjuang keras keluar dari kepompong agar menjadi kuat.” Bersama-sama, si kakek dan cucunya membawa sisa-sisa kepompong tersebut kembali ke hutan dan menguburkannya di bawah pohon.

Dalam hal ini, anak-anak sama dengan kupu-kupu yang bertumbuh dewasa: Keduanya membutuhkan sebuah tempat aman yang memberi mereka waktu untuk memperoleh kekuatan. Suatu hari kelak, si anak akan menggunakan kekuatan itu bagi dirinya sendiri.

Pertumbuhan keberanian bergantung pada pengakuan dan penggunaan kekuatan yang berkesinambungan. "Kekuatan" adalah kemampuan untuk membuat berbagai hal terjadi. "Kemampuan" adalah tujuan penggunaan kekuatan untuk mencapai suatu sasaran dan merupakan dasar bagi ketujuh kemampuan berikutnya. Kemampuan pertama kali muncul ketika seorang bayi secara sengaja menjangkau sebuah benda atau memberikan isyarat yang menandakan keinginannya. Sebagai contoh, ketika ia melihat ayahnya disisi buaiannya, seorang bayi akan melambaikan tangannya. Sang ayah membungkuk untuk mengambil dan menggendongnya. Sang bayi belajar bahwa sikapnya meraih hasil.

Kemudian sang bocah duduk diatas pangkuan ibunya dan berusaha mengambil sepotong biskuit di atas meja. Ia bergoyang-goyang maju dan mundur, berusaha memanjangkan jangkauannya. Sang ibu melihatnya dan mendorong makanan tersebut agar berada dalam jangkauan anaknya. Ibu itu tidak mengambilkan biskuit dan memasukkannya ke dalam mulut anaknya. Sebaliknya, ia membiarkan anaknya memperoleh kepuasan untuk meraih suatu hasil.

Selama masa prasekolah, anak-anak mulai melatih kemauan dalam hubungannya dengan kawan sebayanya. Suatu hari, Sarah masih berusia  3 tahun, ayahnya menbawanya ke taman bermain karena ia ingin belajar berayun. Ia duduk di ayuna  dan berusaha menggerak-gerakannya. Ia berputar-putar, bergerak maju dan mundur. Meskipun sudah berusaha keras, ia tetap tidak dapat berayun. Ia tidak mau menerima tawaran bantuan ayahnya. Kemudian dua gadis kecil yang lebih tua dan sudah besekolah muncul. Mereka menunjuk ke arah Sarah dan terkekeh-kekeh melihatnya berputar-putar tanpa hasil.

Ketika ia melihat mereka menertawainya, Sarah turun dari ayunan, nendekati kedua anak perempuan itu dan berkacak pinggang. Kemudian ia berhadap-hadapan dengan mereka lalu dengan mendongak memarahi mereka. Kemudian secara tiba-tiba ia berhenti dan kembali ke ayunan guna melanjutkan usahanya. Akhirnya, kegigihannya membuahkan hasil.

Keberanian dan kepahlawanan didasarkan pada "keinginan bebas". Keduanya adalah pilihan yang muncul dari suatu keyakinan akan kekuatan dan kemampuan kita untuk bertindak dengan berani. Fallon Richards merasakan "kemauan" ini ketika ia menyeret kakeknya dari rumahnya yang berbakar. Ia melihat bahaya dan memutuskan untuk membawa kakeknya ke tempat yang aman. Ia meyakini kekuatannya untuk meraih suatu tujuan.

Agar seorang anak memperoleh kemauan, dibutuhkan sesosok pribadi yang peduli, yang harus membantu menghubungkan anak itu dengan dunia  di sekitarnya. Seorang anak bertumbuh dari pengalaman akan sentuhan, gerakan, suara, dan cahaya yang mengundang sekaligus memberi mereka inspirasi untuk menjelajah dan mengalami apa yang ditawarkan oleh kehidupan ini.

Dikutip dari buku: "super kids"

Image courtesy by: specialedpost.org

Kemal 20.03 . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates